Sumber: Tabloid Soccer
(WASIT) --- “Akhir tiki taka”. Kata-kata itu setidaknya tiga
kali bergaung sejak 2013. Pertama, ketika Barcelona dipermak dengan agregat 0-7
oleh Bayern Muenchen pada semifinal Liga Champions 2012-13.
Kedua, saat Bayern yang ditangani Josep Guardiola, kalah
agregat 0-5 dari Real Madrid pada semifinal Liga Champions 2013-14.
Terakhir, kematian tiki taka bergaung kencang saat timnas
Spanyol luluh lantak di Piala Dunia 2014. Maklum saja, juara bertahan Spanyol
jadi bulan-bulanan oleh timnas lawan, terutama oleh Belanda.
“Spanyol dalam beberapa tahun terakhir memainkan tiki taka.
Itu cara memainkan sepak bola secara indah. Para fans dan pakar dari seluruh
dunia menunjukkan penghargaan tinggi terhadap cara main ini,” kata Diego
Maradona, eks kapten dan pelatih timnas Argentina.
“Tapi patut diingat bahwa klub-klub di Eropa telah menemukan
jawaban terhadap gaya main Barcelona yang sama dengan timnas mereka,”
tambahnya. (HP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar