Minggu, 07 September 2014

SEPAK BOLA PALESTINA BANGKIT DI TENGAH KEHANCURAN

Timnas Sepakbola Palestina (Gambar: AA)


Oleh: Satuk Bugra Kutlugun, Doga Kirmizioglu dan Yaser Albanna di Anadolu Agency

Selama 51 hari serangan Israel tanpa henti di Jalur Gaza, menghancurkan persepakbolaan Palestina dan olahraga lainnya.


Sebanyak 32 olahragawan Palestina kehilangan nyawanya dan banyak fasilitas olahraga yang rusak parah.

Di antara mereka yang tewas adalah dua pemain sepak bola 19 tahun di masa awal karirnya, yaitu Ahmad Muhammad Al-Qatar dan Uday Caber. Kematian kedua pemain muda itu tidak hanya mematahkan hati keluarga mereka, tetapi juga meruntuhkan semangat mereka yang bekerja untuk masa depan negara di dunia persepakbolaan.

Ahed Zakut (49), legenda sepak bola Palestina, juga tewas di rumahnya selama serangan terbuka Israel bulan lalu. Zakut, yang juga seorang pelatih sepak bola dan wartawan, bermain untuk klub yang berbeda di luar negeri dalam karirnya.

Asosiasi Sepak Bola Palestina menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina menyebabkan "kerusakan beragam", 32 fasilitas olahraga dan sekitar 500 rumah atlet rusak di Jalur Gaza.

Menurut catatan resmi yang diterbitkan oleh Asosiasi Sepakbola Palestina, Israel digugat lebih dari seratus kali karena dugaan pelanggaran hukum terhadap olahraga Palestina.

Termasuk kasus seperti pemenjaraan Mahmoud Sarsak, pemain sepak bola Palestina yang menghabiskan tiga tahun penjara (2009-2012). Ia ditangkap oleh Israel tanpa pengadilan atau dakwaan. Sarsak, yang melakukan mogok makan selama tiga bulan pada tahun 2012, dituduh "aktif" dalam Jihad Islam, kelompok perlawanan bersenjata di Jalur Gaza.

Kasus besar lainnya adalah pemboman Stadion Sepak Bola Palestina di Gaza oleh Israel, pada tahun 2006 dan 2012.

Sepak bola Palestina tetap bangkit

Meskipun masa sulit dialami negaranya, Tim Nasional Sepak Bola Palestina terus membuat negara bangga di tingkat internasional.

Sepak bola Palestina, yang diakui oleh FIFA pada tahun 1998, melakukan terobosan tahun ini. Untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka, Palestina memenuhi syarat untuk bermain di Piala Asia 2015, setelah mengalahkan Filipina 1-0 di Piala AFC Challenge pada Mei 2014.

Meskipun negara ini belum tampil di Piala Dunia FIFA, keberhasilan terbaru mereka telah membantu mereka naik pada bulan Juli 2014, daftar Rangking Piala Dunia FIFA berada di peringkat ke-85. Mereka saat ini terdaftar di posisi ke-88.

Tim sepak bola Palestina baru-baru ini berpartisipasi di Piala Perdamaian Filipina 2014, di mana mereka peringkat ketiga dari empat tim dan pencetak gol dalam turnamen adalah Ahmed Maher dengan lima gol.

Dukungan dunia sepak bola Internasional untuk Palestina

Dunia sepak bola internasional juga telah menunjukkan dukungannya kepada Palestina.

Mohamed Aboutrika, mantan bintang sepak bola internasional Mesir, menolak undangan dari Paus Francis untuk pertandingan perdamaian, karena pemain Israel Yossi Benayoun juga ikut dalam pertandingan.

"Ini adalah foto undangan pertandingan yang saya tolak karena negara Zionis. Maafkan kami, tapi kami membesarkan generasi baru," kicau Aboutrika di akun Twitter-nya.

Israel dan Palestina menyepakati gencatan senjata peermanen bulan lalu, namun acara olahraga termasuk sepak bola telah dibatalkan di negara ini.

Juli, UEFA mengumumkan bahwa tim Israel yang akan mengambil bagian dalam Kompetisi Eropa akan memainkan pertandingannya di luar negeri.

UEFA juga menegaskan bahwa pertandingan kualifikasi EURO 2016 antara Israel dan Belgia, yang dijadwalkan 9 September, akan berlangsung pada 31 Maret 2015.

Dalam catatan lain, pelatih klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv, Oscar Garcia, mengundurkan diri karena ancaman roket Gaza pada tanggal 26 Agustus. Pelatih Spanyol itu digantikan oleh petenis Spanyol, Pako Ayestaran.

Mesir telah menengahi gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 26 Agustus, setelah 2.145 warga Palestina tewas - sebagian besar warga sipil - dan lebih dari 10.000 cedera. (HP)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar