Timnas Sepakbola Palestina (Gambar: AA) |
Oleh: Satuk
Bugra Kutlugun, Doga Kirmizioglu dan Yaser Albanna di Anadolu Agency
Selama 51 hari serangan Israel tanpa
henti di Jalur Gaza, menghancurkan persepakbolaan Palestina dan olahraga
lainnya.
Sebanyak 32 olahragawan Palestina
kehilangan nyawanya dan banyak fasilitas olahraga yang rusak parah.
Di antara mereka yang tewas adalah
dua pemain sepak bola 19 tahun di masa awal karirnya, yaitu Ahmad Muhammad Al-Qatar
dan Uday Caber. Kematian kedua pemain muda itu tidak hanya mematahkan hati
keluarga mereka, tetapi juga meruntuhkan semangat mereka yang bekerja untuk
masa depan negara di dunia persepakbolaan.
Ahed Zakut (49), legenda sepak bola
Palestina, juga tewas di rumahnya selama serangan terbuka Israel bulan lalu.
Zakut, yang juga seorang pelatih sepak bola dan wartawan, bermain untuk klub
yang berbeda di luar negeri dalam karirnya.
Asosiasi Sepak Bola Palestina menyatakan
bahwa perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina menyebabkan
"kerusakan beragam", 32 fasilitas olahraga dan sekitar 500 rumah
atlet rusak di Jalur Gaza.
Menurut catatan resmi yang
diterbitkan oleh Asosiasi Sepakbola Palestina, Israel digugat lebih dari
seratus kali karena dugaan pelanggaran hukum terhadap olahraga Palestina.
Termasuk kasus seperti pemenjaraan
Mahmoud Sarsak, pemain sepak bola Palestina yang menghabiskan tiga tahun
penjara (2009-2012). Ia ditangkap oleh Israel tanpa pengadilan atau dakwaan.
Sarsak, yang melakukan mogok makan selama tiga bulan pada tahun 2012, dituduh "aktif"
dalam Jihad Islam, kelompok perlawanan bersenjata di Jalur Gaza.
Kasus besar lainnya adalah pemboman
Stadion Sepak Bola Palestina di Gaza oleh Israel, pada tahun 2006 dan 2012.
Sepak bola
Palestina tetap bangkit
Meskipun masa sulit dialami
negaranya, Tim Nasional Sepak Bola Palestina terus membuat negara bangga di tingkat
internasional.
Sepak bola Palestina, yang diakui
oleh FIFA pada tahun 1998, melakukan terobosan tahun ini. Untuk pertama kalinya
dalam sejarah mereka, Palestina memenuhi syarat untuk bermain di Piala Asia
2015, setelah mengalahkan Filipina 1-0 di Piala AFC Challenge pada Mei 2014.
Meskipun negara ini belum tampil di
Piala Dunia FIFA, keberhasilan terbaru mereka telah membantu mereka naik pada
bulan Juli 2014, daftar Rangking Piala Dunia FIFA berada di peringkat ke-85.
Mereka saat ini terdaftar di posisi ke-88.
Tim sepak bola Palestina baru-baru
ini berpartisipasi di Piala Perdamaian Filipina 2014, di mana mereka peringkat ketiga
dari empat tim dan pencetak gol dalam turnamen adalah Ahmed Maher dengan lima
gol.
Dukungan dunia
sepak bola Internasional untuk Palestina
Dunia sepak bola internasional juga
telah menunjukkan dukungannya kepada Palestina.
Mohamed Aboutrika, mantan bintang
sepak bola internasional Mesir, menolak undangan dari Paus Francis untuk
pertandingan perdamaian, karena pemain Israel Yossi Benayoun juga ikut dalam
pertandingan.
"Ini adalah foto undangan
pertandingan yang saya tolak karena negara Zionis. Maafkan kami, tapi kami
membesarkan generasi baru," kicau Aboutrika di akun Twitter-nya.
Israel dan Palestina menyepakati
gencatan senjata peermanen bulan lalu, namun acara olahraga termasuk sepak bola
telah dibatalkan di negara ini.
Juli, UEFA mengumumkan bahwa tim
Israel yang akan mengambil bagian dalam Kompetisi Eropa akan memainkan
pertandingannya di luar negeri.
UEFA juga menegaskan bahwa pertandingan
kualifikasi EURO 2016 antara Israel dan Belgia, yang dijadwalkan 9 September,
akan berlangsung pada 31 Maret 2015.
Dalam catatan lain, pelatih klub
sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv, Oscar Garcia, mengundurkan diri karena
ancaman roket Gaza pada tanggal 26 Agustus. Pelatih Spanyol itu digantikan oleh
petenis Spanyol, Pako Ayestaran.
Mesir telah menengahi gencatan
senjata yang mulai berlaku pada tanggal 26 Agustus, setelah 2.145 warga
Palestina tewas - sebagian besar warga sipil - dan lebih dari 10.000 cedera. (HP)
Mi’raj Islamic
News Agency (MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar